Pesona Batik Ringkel dari Pesisir Pantai Utara
Oleh : Sulis Sri Wahyuni, S,Pd.SD
Tulisan ini bermula pada hasil kunjungan edukasi yang saya lakukan bersama siswa di sebuah griya batik tepatnya di Desa Jatra Timur, Kecamatan Banyuates, yaitu rumah batik 5etretanan. Secara geografis, desa Jatra Timur berada di pesisir pantai utara, lokasinya tidak jauh dari sekolah kami. Ketenaran rumah batik 5etretanan dengan karyanya ini menggugah hati saya untuk mengenal produk lokal khas Sampang, yaitu Batik latar ringkel yang di produksi oleh keluarga Hj Yaqinah yang dikembangkan oleh Mbak Eva.
Perkenalkan, saya adalah guru di Sekolah Dasar di Pesisir Pantai Utara, tepatnya di kecamatan Banyuates. Saya mengajar di kelas V SD. Kebetulan, di kelas V terdapat mapel SBDP dengan materi membatik. Adapun tujuan pembelajaran dari materi membatik ini salah satunya adalah memperkenalkan dan mempraktikkan cara membuat batik kepada siswa. Oleh karena itu, kami berencana untuk mengadakan kunjungan edukasi dengan syarat lokasinya tidak jauh dari sekolah kami. Saya berharap kunjungan edukasi ini akan menjadi pembelajaran kontekstual yang bermanfaat dan menambah pemahaman serta skill siswa akan proses membatik. Sepakat dengan usul saya, siswa kelas V sangat antusias dan bersemangat ingin segera mengadakan kunjungan edukasi ke tempat batik. Mereka tak sabar ingin mengetahui secara langsung proses membuat batik tulis. Setelah menimbang berbagai hal terutama lokasi, maka terpilihlah rumah batik 5etretanan sebagai pilihan paling memenuhi syarat.
Saya segera mengurus perijinan, terutama dari kepala sekolah, Kami pun mengunjungi griya batik 5etretanan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Lokasi rumah batik tersebut tidak jauh dari sekolah kami sekitar 1 km. Hanya ditempuh dengan jalan kaki. Kami berangkat pukul 07.30 menyusuri jalanan kampung hingga akhirnya sampai lokasi. Siswa yang mengikuti kunjungan edukasi ini berjumlah 40 siswa dengan guru 2 orang. Disana kami sudah di sambut oleh seorang wanita muda cantik yang di pangggil Mbak Eva dan sosok ibu paruh baya yaitu ibunda mbak Eva yaitu Hj Yaqinah.
Kami dipersilahkan masuk di teras yang luas. Siswa-siswa mendengarkan penjelasan mbak Eva seputar batik dengan penuh perhatian. Setelah cukup memberi penjelasan.maka kami berkeliling menyaksikan para pengrajin batik yang sedang bekerja. Disana kami bertemu dengan siswa dari sekolah lain, yaitu siswa SDLB dan dari PKK Ketapang. Kami dapat melihat langsung bagaimana proses pembuatan batik tulis dan hasil yang di dapatkan. Kami juga melihat hasil batik yang sudah siap di jual. Proses mulai dari membuat pola, membatik sampai pewarnaan. Secara berkelompok kami juga disuruh mencoba untuk mencanting, mencolet dan mewarnai.
Siapakah sosok Mbak Eva ini? Kita simak perjalanan hidupnya..
Sosok cantik ibu muda ini dikenal dengan panggilan Mbak Eva. Nama aslinya Rahmatul Fawais lahir 29 tahun yang lalu. Mbak Eva merupakan pengusaha batik milenial di kota Sampang. Berawal dari ibunda mbak eva yaitu Hj Yaqinah yang sejak kecil belajar batik tulis madura. Beliau berasal dari Tanjung bumi, Kabupaten Bangkalan, Penduduk Tanjung Bumi sebagian besar bermata pencaharian membatik. Profesi membatik yang diwariskan secara turun temurun ini dimulai dari orang tua Hj Yaqinah yang berprofesi sebagai guru ngaji di kampungnya. Untuk menambah penghasilan keluarga, maka Hj yaqinah belajar menekuni batik tulis asli Tanjung bumi. Beliau kemudian menikah dengan orang Banyuates, lalu beliau ikut suami ke Banyuates dan mempunyai 5 anak, semuanya putri. Mbak Eva adalah putri beliau yang ke 5 yang kini meneruskan usaha keluarga. Sejak menikah batik hanya sebagai kegiatan pengisi waktu luang.
Setelah suaminya meninggal, Hj Yaqinah berupaya memenuhi kebutuhan keluarganya dengan serius. Lambat laun goresan tangan melalui canting Hj Yaqinah mulai terkenal. Banyak yang mencari ataupun memesan batik di sana. Karena kewalahan, maka Hj Yaqinah memgambil pekerja dari luar. Kelima putrinya juga memiliki keahlian masing-masing. Mereka membantu ibunya dalam bidang batik, baik itu di bagian produksi maupun di pemasaran.
Pada tahun 2001-2004, Putri pertama Hj Yaqinah yang bernama Rizquna yang memperkenalkan dan mempromosikan batik buatan keluarganya. Namun usaha ini kemudian dikembangkan oleh mbak Eva karena beliau satu-satunya putri Hj. Yaqinah yang masih berada dirumah, sehingga beliulah yang melanjutkan usaha keluarganya sampai sekarang. Mbak Eva adalah lulusan dari sarjana pertanian dimana banyak produk-produk pertanian juga yang berhasil dia rintis, di antaranya budidaya mente dan melan yang berada di daerah Pantura. Kini sosok inspiratif ini menekuni batik latar ringkel yang sudah menjadi ciri khas Batik kota Sampang. Banyak hasil yang diperoleh salah satunya membatik batik Trunojoyo. Sekarang griya batiknya di namakan batik 5etretanan. Disini juga selain memproduksi batik latar ringgkel dan batik tulis juga membuat batik tie dye dan batik jumputan. Disini juga membuat sarung motif batik. Mbak eva selalu berinovasi untuk menghasilkan batik yang baik tanpa meninggalkan kekhasan batik tulis madura.
Batik ringkel adalah tehnik mewarnai kain yang menggunakan tehnik jahit cubit (smock) untuk membantu perintangan warna sehinggga menghasilkan desain motif baru di dunia tekstil kerajinan yang indah dan menarik. Ciri khas batik latar ringkel yaitu kain dengan bias-bias warna yang tidak lazim tetapi indah.
Sekolah kami juga mengadakan kerja sama dengan batik 5etretanan untuk mengajarkan siswa membatik. Pada bulan november 2023 diadakan pelatihan batik di sekolah dengan mengundang Mbak Eva. Siswa-siswa antusias untuk mengikuti pelatihan, Mereka senang bisa mengetahui cara membuat batik dan dapat membuat batik sendiri. Hal ini juga menumbuhkan rasa cinta akan kekayaan budaya terutama batik. Hasil dari mereka membatik berupa taplak dan sapu tangan. Dengan adanya pelatihan batik ini dapat menumbuhkan kreatifitas dan jiwa kewirausahaan.
Dokumentasi
Kunjungan Edukasi ke griya batik 5etretanan
Post a Comment for "Pesona Batik Ringkel dari Pesisir Pantai Utara"