Menggali Keteladanan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai Guru Ideal
Ta'lim Pekanan Ramadhan 1446 H: Menggali Keteladanan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai Guru Ideal
Sampang, 14 Maret 2025 - Yayasan As-Syifa' Bina Nusantara kembali menggelar Ta'lim Pekanan spesial di bulan suci Ramadhan dengan tajuk "Nyareh Malem". Acara ini berlangsung dengan penuh kekhusyukan dan semangat keilmuan di Pendopo Bupati Sampang, bekerja sama dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) serta Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sampang. Ta'lim yang bertujuan meningkatkan pemahaman keislaman ini dipimpin oleh Ketua Yayasan As-Syifa' Bina Nusantara, Bapak Fadlun Duifa, S.Pd., M.Pd., dan menghadirkan narasumber utama, Bapak Ustadz Mahfudz, S.Pd.I, M.E.I. beliau adalah Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sampang juga alumni Pondok Pesantren Banyuanyar Pamekasan disamping itu juga ketua Yayasan Duta Cendekia Robbani Tambelangan Sampang. Dalam kesempatan ini, Ustadz Mahfudz membawakan tema yang sangat relevan, yakni "Profil Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai Guru Ideal". Beliau mengulas secara mendalam bagaimana Sayyidina Ali, sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus menantu beliau, memiliki karakteristik yang patut dicontoh dalam dunia pendidikan.
Sayyidina Ali dikenal dengan kecerdasannya yang luar biasa, kebijaksanaan
dalam menyelesaikan berbagai persoalan, serta keteguhan dalam menegakkan
keadilan. Beliau juga merupakan sosok yang penuh kasih sayang terhadap
murid-muridnya dan senantiasa memberikan bimbingan dengan pendekatan yang
bijak. Sikap ini mencerminkan seorang guru ideal yang tidak hanya mengajarkan
ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan moral peserta didiknya.
Adapun isi ceramahnya menelusuri sosok Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah
panutan ummat, antara lain:
1.
Pengangkatan sebagai Khalifah
Sayyidina Ali diangkat sebagai
khalifah keempat pada tahun 656 M setelah terbunuhnya Khalifah Utsman bin
Affan. Umat Islam memberikan baiat kepadanya di tengah situasi politik yang
penuh gejolak.
2.
Prinsip Kepemimpinan
Sayyidina Ali menerapkan
kepemimpinan yang berlandaskan keadilan, kejujuran, dan ketegasan. Ia
menolak segala bentuk nepotisme dan memimpin dengan prinsip yang sangat
berorientasi pada nilai-nilai Islam.
3.
Kebijakan Sayyidina Ali
a.
Reformasi Administrasi
- Memecat para pejabat yang korup dan menggantinya dengan
pemimpin yang adil.
- Memastikan distribusi kekayaan negara dilakukan dengan
adil tanpa diskriminasi suku atau kelas sosial.
- Menekankan transparansi dalam pemerintahan dan menghindari
penyalahgunaan kekuasaan.
b.
Penegakan Keadilan
- Menegakkan hukum Islam secara tegas tanpa pandang bulu,
termasuk terhadap keluarganya sendiri.
- Menghormati hak-hak rakyat, termasuk hak kaum
minoritas.
- Memastikan setiap keputusan politik didasarkan pada
prinsip keadilan syariah.
c.
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
- Sayyidina Ali dikenal sebagai "Gerbang Ilmu."
Ia mendorong umat untuk menuntut ilmu dan menggunakan akal dalam memahami
agama.
- Banyak pemikir dan ulama Islam yang terinspirasi oleh
gagasannya, termasuk dalam bidang filsafat, tafsir, dan fikih.
- Ucapannya dikumpulkan dalam Nahjul Balaghah,
yang menjadi salah satu kitab penting dalam literatur Islam.
4.
Tantangan dan Konflik Politik
Sayyidina Ali memimpin di masa yang
penuh tantangan akibat konflik internal umat Islam. Beberapa peristiwa penting
dalam kepemimpinannya antara lain:
a.
Perang Jamal (656 M)
- Perang ini terjadi akibat ketidakpuasan sebagian
sahabat terhadap kebijakan Ali.
- Dipimpin oleh Aisyah, Thalhah, dan Zubair, perang ini
bertujuan menuntut keadilan atas kematian Utsman bin Affan.
- Sayyidina Ali akhirnya memenangkan perang ini dengan
tetap menunjukkan sikap pemaaf terhadap lawannya.
b.
Perang Shiffin (657 M)
- Konflik terjadi antara Ali dan Muawiyah bin Abi Sufyan,
Gubernur Syam, yang menolak tunduk pada pemerintahan Ali.
- Muawiyah mengangkat mushaf Al-Qur'an di ujung tombak
untuk menghentikan perang, yang kemudian berujung pada arbitrase.
- Hasil arbitrase melemahkan posisi Sayyidina Ali dan
menyebabkan perpecahan lebih lanjut.
c.
Munculnya Kelompok Khawarij
- Khawarij adalah kelompok yang awalnya mendukung Ali
tetapi kemudian menentangnya setelah Perang Shiffin.
- Mereka menganggap arbitrase sebagai bentuk penyimpangan
dari hukum Allah.
- Kelompok ini menjadi ancaman besar bagi stabilitas umat
Islam dan akhirnya terlibat dalam pemberontakan.
5.
Wafat Sayyidina Ali
Sayyidina Ali wafat pada 21 Ramadhan
40 H (661 M) setelah ditikam oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin
Muljam saat sedang shalat Subuh di Masjid Kufah. Ia meninggal dunia dua hari
kemudian dan dimakamkan secara rahasia di Najaf, Irak.
6.
Warisan dan Pengaruh Sayyidina Ali
- Konsep Keadilan dalam Pemerintahan
- Ali menunjukkan bahwa kepemimpinan bukanlah tentang
kekuasaan, tetapi tentang amanah dan tanggung jawab kepada Allah dan
rakyat.
- Pemikiran dan Ilmu Pengetahuan
- Kata-kata bijaknya masih menjadi rujukan dalam
berbagai disiplin ilmu, mulai dari tafsir, fikih, hingga filsafat Islam.
- Inspirasi dalam Tasawuf
- Banyak tarekat sufi menganggap Sayyidina Ali sebagai
sumber utama dalam rantai keilmuan spiritual mereka.
- Teladan dalam Keberanian dan Pengorbanan
- Ia dikenal sebagai ksatria Islam yang tak gentar dalam
menghadapi musuh dan selalu berpegang teguh pada prinsip kebenaran.
Dalam ceramahnya, Ustadz Mahfudz menekankan beberapa poin utama yang dapat
diadopsi oleh para pendidik masa kini dari keteladanan Sayyidina Ali:
1. Keilmuan
yang Mendalam – Seorang guru harus memiliki pemahaman yang luas dan
mendalam terhadap ilmu yang diajarkan.
2. Keteladanan
Moral – Seorang pendidik harus menjadi contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari bagi murid-muridnya.
3. Metode
Pengajaran yang Bijaksana – Menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
kondisi dan karakter murid agar pembelajaran lebih efektif.
4. Kepedulian
terhadap Peserta Didik – Mengayomi, membimbing, dan memberikan
motivasi agar siswa berkembang secara optimal.
5. Keadilan
dalam Mengajar – Tidak membeda-bedakan siswa dalam memberikan ilmu dan
bimbingan.
Acara ini berlangsung dengan penuh antusiasme, dihadiri oleh para guru dan
kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD, MI, SMP,
MTS, SMA, SMK, serta tokoh masyarakat sekitar Rumah Dinas Bupati Sampang. Turut
hadir pula Bapak Syamsul Muqoddas sebagai Kabag Kesra di lingkungan Pemkab
Sampang, yang memberikan sambutan mewakili Bapak Bupati Sampang. Bapak Bupati
sendiri berhalangan hadir karena harus memenuhi undangan Ibu Gubernur Jawa
Timur di hari yang sama.
Meskipun demikian, ketidakhadiran Bapak Bupati tidak mengurangi kemeriahan
dan kelancaran acara hingga momen berbuka bersama di Pendopo Bupati Sampang.
Acara ini semakin lengkap dengan dukungan dari air kesehatan "Kangen
Water" sebagai sponsor utama.
Post a Comment for "Menggali Keteladanan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagai Guru Ideal"