Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

SMP ISLAM AR-RAHMAN KERTOSONO BERHASIL MENGANALISIS KONSEP DEEP LEARNING

Oleh: Marjuki

Universitas Qomaruddin Gresik

Fasilitator Program Sekolah Penggerak


Keinginan para guru di SMP Islam Ar-Rahman Kertosono Nganjuk untuk belajar Pembelajaran _Deep Learning_ tidak dapat dibendung. Oleh karenanya, pak Suyadi Al Imam, M.Pd., Kepala sekolah bergegas mengadakan *Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pemahaman dan Penerapan Konsep _Deep Learning_ pada tanggal 23 - 24 Desember 2024.* Workshop kali ini juga diikuti oleh beberapa SD dan MI di sekitarnya. Sekolah sekitarnya merasa mendapat manfaat yang tidak terkira. Worksop berjalan lancar, peserta antusias karena mendapat sesuatu baru dan terlibat dalam belajar secara fisik maupun mental.


Menganalisis konsep pembelajaran _deep learning_ tidaklah mudah karena konsepnya dianggap baru. Konsep _deep learning_ baru saat ini digelorakan secara masif oleh pak Mendikdasmen dan akan diinsertkan ke kurikulum kita. Akan tetapi dengan strategi _flipped classroom,_ mereka harus berdarah-darah menganalis konsep terdebut. Konsep _deep learning_ dikupas dengan 5W1H, yaitu; _What, When, Who, Why,_ dan _How._ Dengan bimbingan narasumber idolanya, mereka berjibaku _searching, googling_ mencari sumber terkait. Walapun berkeringat, tegang, panik, dalam waktu 7 menit semua tantangan tuntas. 


Beruntung sebelum berjibaku _searching_ dan _googling_ sudah diajak bergembira dan bahagia sehingga dalam waktu 7 menit pekerjaan selesai. Mereka dengan berbunga-bunga bahagia karena telah berhasil memecahkan permasalahan dalam waktu terbatas. Dalam kebahagiaan mereka juga heran, kok bisa ya menyelesaikan tantangan sebesar ini dalam waktu 7 menit? Bahkan bisa mengandai-andai, jika semua pekerjaan di sekolah diselesaikan dengan cara ini, dapat dipastikan sekolah kami, madrasah kami, bisa melesat jauh. Hal ini bisa dilihat dari hasil testimoni dan gumamnya mereka. 


Hasil analisis dipresentasikan dengan teknik karya kunjung. Karya atau lapak hasil analisis dipresentasikan ke kelompok lain sampai tiga tahap. Mereka antusias mempresentasikan dengan baik, walapun pada tahap pertama terkesan ada grogi, gugup, _nervous_ tetap berjibaku tampil yang terbaik. Pada tahap kedua sudah lancar jaya. Pada tahap ketiga sudah mulai _kemenyek_ (bergaya), menantang audien untuk bertanya sebanyak-banyaknya. 


Saat dipresentasikan hasil kerja kelompoknya, mereka banyak mendapat klarifikasi, konfirmasi, kritikan, dan masukan. Hasil diskusi dapat diketahui. Pertama. Apa yang telah diketahui tentang _deep learning?. Mereka menyatakan, antara lain: Pengetahuan mendalam, yaitu pemahaman konseptual yang kuat tentang subyek tertentu, BUKAN sekadar hafalan; Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, yaitu kemampuan untuk menganalisis situasi, mengevaluasi bukti, dan menemukan solusi; Komunikasi efektif, kemampuan menyampaikan ide secara jelas, baik lisan maupun tulisan; Kolaborasi, kemampuan bekerja dalam tim dengan orang lain secara efektif; Belajar mandiri, rasa ingin tahu dan inisiatif untuk terus belajar; Penguasaan akademik dan non-akademik, yaitu dapat menghubungkan pembelajaran di kelas dengan kehidupan nyata. Pertanyaannya, seberapa besar konsep ini diketahui dan disadari maknanya secara mendalam? 


Kedua. Kapan menggunakan pembelajaran _deep learning?_ Mereka menyatakan, bahwa: Pada saat membutuhkan pemahaman konseptual dan mendalam. Ketika siswa memahami konsep yang abstrak dan kompleks; Ketika anak belajar mengapa dan bagaimana. Pada situasi memecahkan masalah dunia nyata. Saat menerapkan pengetahuan untuk menganalisis data lingkungan. Saat menciptakan rencana bisnis inovatif berbasis kasus nyata. Ketika meningkatkan motivasi belajar. Dengan memberikan tugas yang relevan dan bermakna, anak lebih termotivasi. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar guru dan warga sekolah tahu saat yang tepat menggunakan pembelajaran _deep learning?_


Ketiga. Dimana saja perlu menggunakan pembelajaran _deep learning?_ Di sekolah dan institusi formal, yaitu; SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, PT, dan Vokasi. Perusahaan dan dunia kerja Program pelatihan karyawan dan kepemimpinan dan manajemen. Komunitas dan Pendidikan Nonformal. Pelatihan Komunitas dan organisasi sosial. Bidang Teknologi dan Ilmu Pengetahuan. Inovasi teknologi dan Litbang. Bidang seni dan Kreativitas. Sekolah seni dan Industri kreatif. Sistem Pendidikan Inklusif. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar guru dan warga sekolah tahu tempat yang efektif menerapkan pembelajaran _deep learning?_


Keempat. Siapa saja yang dilibatkan dalam pembelajaran _deep learning?  Ternyata banyak unsur masyarakat yang dapat dilibatkan sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Mereka yang dapat dilibatkan, yaitu: Kepala sekolah, pengawas sekolah/madrasah, guru, dosen, siswa, administrator lembaga, desainer kurikulum, peneliti pendidikan, orang tua siswa, komunitas, pengembang teknologi dan media pembelajaran, lembaga pemerintah dan pembuat kebijakan, lembaga non profit dan mitra industri, pelatih dan fasilitator profesional. Mereka semua dapat dilibatkan sesuai kebutuhannya. Pertanyaannya, siapa saja yang dapat dilibatkan dalam situasi berbeda? 


Kelima. Mengapa perlu menerapkan pembelajaran _deep learning?_ Beberapa alasan, yaitu: Relevansi era modern; Kebutuhan abad 21; Peningkatan kompetensi individu juga. Urgensinya: Perubahan paradigma pendidikan; Tuntutan teknologi dan inovasi; Kesetaraan pendidikan; Tantangan globalisasi.

Keuntungannya: Kemampuan berpikir kritis; Penguasaan keterampilan praktis; Meningkatkan kreativitas dan inovasi; Pembelajaran jangka panjang; Kemandirian belajar. 

Kerugiannya: Terbatas pada hafalan; Kurangnya keterampilan relevan; Ketidaksiapan menghadapi tantangan; Penutunan kompetisi global; Kurangnya keterlibatan murid. 


Keenam. Bagaimana cara menerapkan pembelajaran _deep learning?_ Prinsip pengembangan pembelajaran: Berpusat pada murid; Kolaborasi dan interaksi sosial; Relevansi dan kontekstual; Berorientasi pada kompetensi; Refleksi dan metakognisi; Integrasi dan teknologi; Penilaian yang otentik. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran: Analisis kebutuhan dan konteks; Merancang pembelajaran berbasis masalah; Penentuan tujuan pembelajaran; Desain aktivitas interaktif; Integrasi teknologi; Fasilitasi pembelajaran mandiri; Penilaian otentik; Evaluasi dan refleksi. Strategi Implementasi pembelajaran: Kurikulum yang fleksibel; Pembelajaran interdisipliner; Kemitraan dengan dunia nyata; Penguatan keterampilan _soft skill;_ Membangun budaya kelas yang positif. Pertanyaannya, bagaimana strategi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran _deep learning_ secara mudah, praktis, dan efektif? 


Dalam mengimplementasikan pendekatan baru memang tidak mudah tetapi juga tidak sulit. Dikatakan tidak mudah karena mungkin konsepnya masing asing, baru dengar, baru

ngeh. Dapat dipastikan banyak kendala, bahkan tidak sedikit yang miskonsepsi. Belajar pendekatan baru juga tidaklah sulit. Mengapa? Karena akses belajar saat ini terbuka lebar. Mengikuti pelatihan secara daring maupun luring juga tidak sulit, kesempatan bisa ikut pelatihan berada di mana-mana, tinggal mau mengambil apa tidak. Pelatihan luring juga berserakan di dunia maya. Apalagi sudah tersedia berbagai platform digital, YouTube, Instagram, Facebook, dan lain juga memberikan ilmu yang melimpah ruah. Tinggal mau belajar mandiri atau tidak. 


Dalam hal jangan takut mencoba. Jangan takut salah. Jika salah masih mendapat satu kebaikan, dan jika benar mendapat dua kebaikan. Jangan lelah berinovasi. Kita tidak pernah tahu, inovasi yang mana, Allah SWT rida. Sukses selalu. 


Gresik, 12 Januari 2025


_Mohon izin jika artikel ini bermanfaat, mohon bantuannya diteruskan ke kolega dan besti. Semoga menjadi amal jariyah kita. Allahumma aamiiin._

Post a Comment for "SMP ISLAM AR-RAHMAN KERTOSONO BERHASIL MENGANALISIS KONSEP DEEP LEARNING"

Template Blogger Terbaik Rekomendasi