MTS NEGERI 2 KEDIRI BERHASIL MENGANALISIS PRINSIP PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI
Oleh: Marjuki
Universitas Qomaruddin Gresik
Fasilitator Program Sekolah Penggerak
Selama dua hari tanggal 03 - 04 Oktober 2024, MTs Negeri 2 Kabupaten Kediri mengadakan Workshop Strategi dan Metode Pembelajaran Terdiferensiasi. Rasa penasaran konsep pembelajaran terdiferensiasi tidak dapat dibendung lagi. Rasa ingin tahu ini tidak main-main. Hal ini terbukti perlu dua hari untuk dapat mendalami dan menganalisis konsep pembelajaran terdiferensiasi di RM. Sri Dewi Kras Kediri. Pak Agus Gunawan Kepala MTs Negeri 2 Kabupaten Kediri kagum melihat kebersamaan, semangat, dan antusiasme para guru yang begitu luar biasa. Dalam testimoni, mereka menyatakan senang, bahagia, selama dua hari dibuat tidak bosan, tidak lelah, tidak terasa bisa belajar secara fisik dan mental. Sungguh merasa terhipnotis.
Prinsip pembelajaran terdiferensiasi merupakan pendekatan yang menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan, minat, kesiapan, dan gaya belajar anak. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan potensi setiap anak dengan menyediakan berbagai cara untuk memahami dan menyerap informasi. Bagaimana cara menganalisis prinsip pembelajaran terdiferensiasi? Paling tidak ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain:
1) Fleksibel dalam pembelajaran,
2) Kesiapan belajar,
3) Minat belajar,
4) Pengelompokkan yang fleksibel, dan
5) Penilaian yang berkelanjutan.*
Pertama. Fleksibel dalam pembelajaran.
Guru memiliki kebebasan dalam pembentukan kompetensi anak melalui perencanaan pembelajaran berupa modul ajar atau RPP plus media pembelajaran. Guru menggunakan berbagai pendekatan, model, metode, teknik, media agar lebih leluasa dalam merancang pembelajaran. Guru tidak perlu kaku dalam melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan dalam modul ajar. Jika suasana belajar tidak sesuai dengan rancangan, guru dapat mengadaptasikan agar layanan belajar lebih efektif. Adaptasi pembelajaran bukan untuk menghabiskan materi, akan tetapi untuk memberikan ruang yang cukup agar di akhir pembelajaran ada perubahan kompetensi. Jika setiap akhir pembelajaran ada perubahan kompetensi, ada perubahan hasil belajar dapat dipastikan di akhir fase anak menjadi kompeten, ahli, dan pakar.
Kedua. Kesiapan belajar Guru perlu mengetahui kesiapan belajar.
Mengapa? Agar dapat memberikan layanan terbaik. *Guru setelah memiliki data anak atau profil anak, diharapkan guru dapat memberikan layanan terbaik sesuai dengan tingkat perkembangannya, kebutuhannya, dan tingkat kesulitannya.* Guru memberikan tantangan belajar sesuai dengan zona perkembangan terdekat anak (zone of proximal development). Guru dapat memantau bagaimana mereka belajar. Memastikan mereka dapat mengembangkan potensinya dan meningkatkan kompetensinya dengan nyaman tanpa harus kewalahan apalagi tertekan. Berilah ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang.
Ketiga. Minat anak.
Memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan minat anak merupakan salah satu prinsip utama pembelajaran terdiferensiasi. Dengan kata lain, jika layanan pembelajaran belum mengakomodasi minat belajar anak, belum dapat dikatakan sebagai pembelajaran terdiferensiasi.
Mengapa minat ini penting? Jika anak belajar sesuai dengan yang mereka sukai dan yang mereka minati, dapat memunculkan motif-motif belajar. Minat belajar dapat memunculkan motivasi diri anak untuk belajar. Minat belajar juga dapat meningkatkan belajar secara fisik maupun mental. Jika mental anak terlibat dalam belajar, anak mengalami internalisasi kognitif, bahkan konflik kognitif dalam proses penyimpanan informasi jangka pendek maupun jangka panjang _(long term memory)
Keempat. Pengelompokan belajar yang fleksibel.
Pengelompokan permanen harus dihindari. Mengapa? Banyak hal yang bisa diungkap. Pengelompokan permanen, dimungkinkan anak bosan, jenuh, sulit berkembang. Apakah pengelompakan yang benar itu homogen ataukah heterogen? Spontan menjawab heterogen. Jawaban itu tidak salah tetapi kurang tepat. Mengapa? *Pengelompokan bukan asal heterogen atau homogen. Kelompok homogen atau heterogen tergantung dari model pembelajaran yang digunakan.* Ada model pembelajaran yang mensyaratkan heterogen, ada juga model pembelajaran yang meminta lingkungan belajarnya homogen. Pengelompokan yang tidak permanen biasanya berubah-ubah jumlah maupun komponen anggota. Manfaat pengelompokan yang tidak permanen dapat memberikan pelatihan kerjasama dengan siapa saja untuk melatih keterampilan sosial, yaitu berkolaboratif.
Oleh karena, kita sebagai ekskutor di lapangan yang memiliki tanggung jawab penuh keberhasilan anak, terus berinovasi sampai dapat memberikan layanan terbaik sesuai dengan perkebangan anak, kebutuhan anak dan tingkat kesulitan anak. Pertanyaannya, pembelajaran seperti apa yang dapat memberikan layanan anak sesuai perkembangan, kebutuhan, dan tingkat kesulitannya?
Kelima. Penilaian berkelanjutan
Penilaian berkelanjutan memperhatikan perkembangan anak, kebutuhan anak, dan tingkat kesulitan anak. Penilaian dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar anak. Agar dapat informasi lengkap dan seluas-luasnya gunakan berbagai macam metode, teknik, bentuk, dan akomodasi minat anak. Hal ini tidak mudah dilakukan, akan tetapi teruslah berinovasi sampai dapat mengukur apa yang harus diukur.
Penilaian bukan hanya sekadar mengumpulkan informasi kemajuan hasil belajar _(progress report),_ akan tetapi dapat menumbuhkan semangat belajar dan budaya perbaikan mutu belajar serta mutu pembelajaran. Hal ini yang seringkali dilupakan oleh kita sebagai guru maupun pembuat kebijakan pendidikan. Hampir setiap hari ribut dengan penilaian angka-angka. Tidak menutup kemungkinan sampai hari ini, angka-angka, skor, nilai yang dikumpulkan hasil ngaji (ngarang biji)
Gresik, 01 Nopember 2024
Post a Comment for "MTS NEGERI 2 KEDIRI BERHASIL MENGANALISIS PRINSIP PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI"