Realisasi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Dirindukan
Oleh : Ainun Al Ma’rufah, S. Pd.
Akhir-akhir ini sering dijumpai pekerja yang memiliki kompetensi yang berbeda dengan latar belakang pendidikannya. Menurut Kompas.com sebanyak 80% mahasiswa bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Ada empat alasan yang bisa menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah minat dan bakat yang berubah seiring berjalannya waktu. Saat belajar di bangku SMP seseorang menyukai belajar ilmu sains, bisa saja saat memasuki dunia perkuliahan akan berganti tertarik pada ilmu-ilmu sosial. Selain faktor manusia sebagai makhluk yang terus berkembang, faktor pencarian minat, bakat dan gaya belajar peserta didik oleh pihak penyedia pendidikan yang belum dimaksimalkan sedini mungkin – bisa saja menjadi pencetus tren ini muncul. Ya, penyelaman minat, bakat dan gaya belajar sejak dini menjadi hal yang sangat fundamental saat ini di pendidikan nasional kita.
Pencarian minat, bakat dan gaya belajar memang sudah dilakukan di beberapa sekolah berlatarbelakang sultan. Memang pembiayaan masih menjadi faktor penghambatnya. Tes minat bakat yang berkualitas melibatkan para ahli seperti psikiater. Selanjutnya hasil ini akan menjadi bahan pertimbangan pembelajaran di dalam kelas yang kemudian disusun menjadi rancangan pembelajaran yang beranekaragam sesuai karakter tiap peserta didik. Dari sinilah muncul istilah Pendidikan Berdiferensiasi. Pendidikan berdiferensiasi tidak diartikan hanya sebagai pendidikan pada peserta didik dengan kebutuhan khusus. Pendidikan berdiferensiasi memiliki tujuan yang lebih dari itu. Peserta didik diibaratkan sebagai kain gelondongan. Di tangan yang tepat, segelondong kain ini bisa berubah menjadi berbagai macam pakaian dengan ukuran, model dan fungsi yang berbeda. Proses ini tentunya menempuh proses yang berbeda pula. Proses menjahit baju tentunya berbeda dengan proses pembuatan masker kain. Maka tidaklah heran pendidikan berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka diharapkan menjadi pendidikan yang memanusiakan manusia – pendidikan yang membawa dampak lebih baik bagi generasi penerus bangsa.
Pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas diawali dengan pemberian tes diagnostik. Tes ini diharapkan mampu memetakan kesiapan belajar, minat dan profil belajar peserta didik. Kesiapan belajar merupakan kemampuan awal, minat belajar diartikan sebagai hobi mereka dan profil belajar identik dengan pendekatan atau cara yang paling disukai dalam memahami pelajaran dengan baik. Setelah kesiapan belajar, minat dan profil belajar setiap peserta didik diketahui, maka langkah selanjutnya pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran berdiferensiasi ini bisa dilakukan dengan memodifikasi konten - input (materi pembelajaran), proses (bagaimana peserta didik memahami ide, informasi dan keterampilan saat pembelajaran) dan produk – ouput (bagaimana peserta didik mendemontrasikan apa yang mereka telah pelajari).
Perbedaan pembelajaran klasik dan pembelajaran berdiferensiasi akan tampak pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran klasik dipaksa dengan kemampuan awal, proses dan hasil pembelajaran yang seragam tanpa melihat minat dan bakat peserta didik, sedangkan pembelajaran berdiferensiasi menghasilkan pembelajaran yang beragam. Kelas dengan pembelajaran berdiferensiasi memiliki peserta didik yang bahagia karena mereka diperlakukan adil - sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka. Maka tidak akan muncul istilah jangan pernah berharap gajah dan ikan bisa terbang.
Pembelajaran berdiferensiasi yang dilaksanakan secara maksimal diharapkan mampu menyajikan pendidikan yang sesuai target tujuan pembelajaran per individu sehingga jumlah pekerja yang bekerja sesuai dengan pendidikan dan minat bakat terus meningkat. Hal ini tentunya mampu memberikan dampak yang luar biasa positif karena tiap orang berprestasi sesuai bidang dan potensinya masing-masing.
Sumber:
Carol Ann Tomlinson. 2001. HOW TO Differentiate Instruction IN Mixed-Ability Classrooms. 2ND EDITION
Disarikan dari Naskah Akademik Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction) pada Kurikulum Fleksibel sebagai Wujud Merdeka Belajar hal. 53 - 59, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemdikbudristek, 2021
Kompas.com edisi 7 November 2022, 80 Persen Mahasiswa Bekerja Tidak Sesuai Jurusan, Ini 4 Alasannyahttps://www.kompas.com/edu/read/2022/11/07/090548371/80-persen- mahasiswa-bekerja-tidak-sesuai-jurusan-ini-4-alasannya?page=all.
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sreseh
Kabupaten : Sampang
Provinsi : Kawa Timur
Jenis Tulisan : Non fiksi
*Tulisan ini adalah hasil karya peserta webinar MENULIS ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN yang diselenggarakan oleh IGI Sampang
Post a Comment for "Realisasi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Dirindukan"